Senin, 04 Mei 2015

SIKLUS HIDROLOGI


BAB I
SIKLUS HIDROLOGI
A.   Pendahuluan
Dalam bab ini akan dipelajari, pengertian dasar hidrologi, siklus hidrologi, sirkulasi air danneraca air, agar mahasiswa dapat :
a. Menjelaskan pengertian hidrologi dengan benar
b. Menjelaskan dan menggambar siklus hidrologi dengan baik dan benar.
c. Menjelaskan tentang sifat-sifat air dengan benar.
d. Menjelaskan hubungan antara sirkulasi air dan neraca air dengan baik.

  1. Penyajian
1.1. Pengertian Hidrologi
Hidrologi termasuk salah satu cabang ilmu geografi (ilmu bumi) dan sudah mulai
dikembangkan oleh para filsuf kuno, antara lain dari Yunani, Romawi, Cina dan Mesir. Dimana air dianggap sebagai bagian dari unsur utama bersama-sama dengan bumi, udara dan api. Secara harafiah “hidrologi” berasal dari bahasa Yunani, yakni “hydro” dan “loge”. Hydro berarti sesuatu yang berhubungan dengan air dan loge berarti pengetahuan. Jadi hidrologi adalah ilmu pengetahuan yang secara khusus mempelajari tentang kejadian, perputaran dan penyebaran air di atmosfir dan permukaan bumi serta di bawah permukaan bumi. Secara luas hidrologi meliputi pula berbagai bentuk air, termasuk transformasi antara keadaan cair, padat, dan gas dalam atmosfir, di atas dan di bawah permukaan tanah. Di dalamnya tercakup pula air laut yang merupakan sumber dan penyimpan air yang mengaktifkan kehidupan di planet bumi ini.
Ruang lingkup hidrologi mencakup :
1. pengukuran, mencatat, dan publikasi data dasar.
2. deskripsi propertis, fenomena, dan distribusi air di daratan.
3. analisa data untuk mengembangkan teori-teori pokok yang ada pada hidrologi.
4. aplikasi teori-teori hidrologi untuk memecahkan masalah praktis.

Hidrologi bukanlah ilmu yang berdiri sendiri, tetapi ada hubungan dengan ilmu lain, seperti
meteorologi, klimatologi, geologi, agronomi kehutanan, ilmu tanah, dan hidrolika.
Menurut The International Association of Scientific Hydrology, hidrologi dapat dibagi menjadi:
1. Potamologi (Potamology), khusus mempelajari aliran permukaan (surface streams)
2. Limnologi (Limnology), khusus mempelajari air danau
3. Geohidrologi (Geohydrology), khusus mempelajari air yang ada di bawah permukaan
tanah (mempelajari air tanah = groundwater)
4. Kriologi (Cryology), khusus mempelajari es dan salju
5. Hidrometeorologi (Hydrometeorology), khusus mempelajari problema-problema yang
ada diantara hidrologi dan meteorologi.
Model Sederhana Siklus Hidrologi
1.2. Siklus Hidrologi
a)    Penguapan
Proses perubahan air menjadi uap air disebut penguapan. Penguapan memerlukan energi panas, misalnya api kompor. Penguapan di alam (penguapan air laut dan air yang ada di
daratan) terjadi dengan bantuan energi panas dari sinar matahari.
Pada penguapan air laut, garam yang terkandung dalam air laut tidak ikut diuapkan (tetap
tertinggal di laut). Jika uap air laut diembunkan akan diperoleh air tawar yang relatif murni.

b)    Tingkat Penguapan
Tingkat penguapan bergantung pada dua faktor yang berbeda, yaitu:
Suhu udara
Besar kandungan uap air yang terdapat di udara.
Semakin tinggi suhu udara, semakin banyak uap air diserap oleh udara. Semakin kecil
persentase uap air di udara, semakin banyak uap air dapat diserap udara.
Suhu udara di padang pasir pada siang hari cukup tinggi, maka apa bila terdapat air permukaan
akan terjadi penguapan yang tinggi.

c)    Bentuk Penguapan
Penguapan air dapat terjadi melalui tumbuhan maupun permukaan bumi. Penguapan air melalui tumbuhan disebut transpirasi.
Dengan demikian terdapat dua bentuk penguapan air yang berbeda di alam:
Penguapan di permukaan bumi (dari lautan, daratan).
Penguapan melalui tumbuhan (disebut transpirasi).
Gambar 1.1. Proses Penguapan
 
1.2. Tingkat Penguapan
Gambar 1.3. Bentuk Penguapan

d)    Kondensasi Uap Air
Kondensasi merupakan proses kebalikan dari penguapan. Kondensasi uap air berarti proses perubahan uap air menjadi air (proses pengembunan).
Di udara, kondensasi uap air terjadi jika:
Udara yang sudah jenuh uap air ditambah uap air atau zat lain
Suhu udara yang jenuh uap air turun
Uap air yang mengembun di udara membentuk tetes-tetes air yang sangat kecil dan dapat
dilihat sebagai awan di langit.
e)    Transportasi oleh Angin
Udara yang mengandung uap air atau awan dapat terbawa angin ke tempat lain. Oleh karena itu angin memiliki peran penting dalam menentukan daerah dimana hujan akan terjadi.

f)     Hujan
Tetes-tetes air hasil kondensasi terlalu kecil untuk dapat jatuh ke bumi, tetes-tetes air yang sangat kecil ini mungkin akan menguap kembali.
Dengan bantuan transportasi angin, maka dapat diperkirakan bahwa sampai satu juta tetestetes
air yang sangat kecil tadi akan bertumpuk dan membentuk satu tetes air yang lebih besar.
Tetes-tetes air besar inilah yang dapat jatuh sampai ke permukaan bumi sebagai tetesan hujan.
Di daerah iklim sedang dengan ketinggian tertentu, kristal-kristal es bertumpuk dengan tetestetes
air yang sangat kecil tadi dan membentuk satu gumpalan es. Gumpalan es ini akan
meleleh pada waktu jatuh dan sampai ke bumi sebagai tetesan hujan.
Hujan lebih banyak terjadi di daerah pegunungan dibandingkan dengan dataran rendah, karena
suhu udara jenuh uap air, akan mengalami penurunan suhu setelah dibawa oleh angin dari
dataran rendah ke pegunungan.
Besarnya curah hujan di pegunungan ditambah dengan pepohonan yang lebat menyebabkan
ketersediaan air bersih di pegunungan relatif banyak.
Gambar 1.4. Transportasi oleh Angin
Gambar 1.6. Air Hujan Peresapan Air
Air hujan yang jatuh ke tanah tidak seluruhnya langsung mengalir sebagai air permukaan, tetapi ada yang terserap oleh tanah. Peresapan air ke dalam tanah pada umumnya terjadi melalui dua tahapan, yaitu infiltrasi dan perkolasi (gambar 2.10). Infiltrasi adalah gerakan air menembus permukaan tanah masuk ke dalam tanah. Perkolasi adalah proses penyaringan air melalui pori-pori halus tanah sehingga air bisa meresap ke dalam tanah. Kedalaman air yang masuk ke tanah bergantung dari beberapa faktor, yaitu: jumlah air hujan,
porositas tanah, jumlah tumbuh-tumbuhan serta lapisan yang tidak dapat ditembus oleh air. Air yang tertahan oleh lapisan kedap air (misalnya batu) membentuk air tanah. Air tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari.
Di daerah perkotaan yang padat penduduknya peresapan air kecil sekali, karena sebagian besar lahan tanah tertutup/dilapis aspal atau dibeton dan perumahan dibangun dimana-mana, sehingga luas tanah terbuka semakin sempit sehingga semakin sedikit pula dapat menyerap air. Seharusnya beberapa tempat di kota dibiarkan terbuka sebagai tanah resapan air hujan.

g)    Sumber-sumber Air di Alam
Terbentuknya sumber - sumber air di alam mengalami serangkaian proses. Air hujan jatuh ke tanah kemudian meresap ke dalam tanah. Sampai di kedalaman tertentu, air tersebut tertahan oleh lapisan batu-batuan (lapisan kedap air), yang membendung air sehingga tidak terus meresap ke bawah. Dari celah-celah bebatuan tersebut dapat kita temukan sumber air yang jernih dan tidak tercemar.

h)    Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang menggenang atau mengalir di permukaan tanah, misalnya danau, sungai dan rawa-rawa. Sungai merupakan pengumpulan dari tiga jenis limpasan, yaitu: limpasan permukaan, limpasan di bawah permukaan dan limpasan air tanah, yang akhirnya akan kembali ke laut.
Gambar 1.7. Infiltrasi dan Perkolasi
Gambar 1.8. Proses Terbentuknya Sumber-sumber Air di Alam
Gambar 1.9. Air Permukaan
1.3. Daur Hidrologi
Siklus air atau daur hidrologi adalah pola sirkulasi air dalam ekosistem.
Gerakan air laut ke udara, kemudian jatuh ke permukaan tanah, dan akhirnya mengalir
ke laut lagi disebut “Siklus Hidrologi” (CD. Soemarto, 1999) . Siklus ini dapat dilukiskan secara skematik seperti terlihat pada Gambar 1.10 dan 1.11.
Proses-proses dalam Siklus Air, adalah sebagai berikut:
  1. Penguapan, yaitu proses perubahan air menjadi uap air dengan bantuan energi panas dari sinar matahari
  2. Transpirasi, yaitu proses penguapan air yang terjadi melalui tumbuhan
  3. Kondensasi, yaitu proses perubahan uap air menjadi tetes-tetes air yang sangat kecil (pengembunan)
  4. Transportasi, yaitu proses pengangkutan awan/uap air oleh angin menuju ke daerah
tertentu yang akan kejatuhan hujan
  1. Hujan, yaitu proses jatuhnya tetes-tetes air “besar” (tumpukan tetes-tetes air kecil hasil kondensasi) sampai ke permukaan bumi
  2. Infiltrasi, yaitu gerakan air hujan menembus permukaan tanah kemudian masuk ke dalam tanah (Peresapan)
  3. Perkolasi, yaitu proses penyaringan air melalui pori-pori halus tanah sehingga air dapatmeresap dalam tanah (Peresapan)
  4. Aliran Air Dalam Tanah, yaitu air hujan yang meresap ke dalam tanah dan mengalir di atas lapisan kedap air sampai muncul kembali di permukaan tanah sebagai mata air, atau mengalir hingga ke laut.
  5. Aliran Air Permukaan, yaitu air hujan yang tidak meresap ke dalam tanah melainkan menggenang atau mengalir di permukaan tanah.
Gambar 1.10. Siklus Air



Siklus hidrologi merupakan suatu sistim yang tertutup, dalam arti bahwa pergerakan air pada sistim tersebut selalu tetap berada di dalam sistimnya. Siklus hidrologi terdiri dari enam sub sistim yaitu :
  1. air di atmosfir
  2. aliran permukaan
  3. aliran bawah permukaan
  4. aliran air tanah
  5. aliran sungai/saluran terbuka
  6. air di lautan dan air genangan
Air di lautan dan genangan (danau, rawa, waduk), oleh karena adanya radiasi mataharimaka air tersebut akan menguap ke dalam atmosfir. Uap air akan berubah menjadi hujankarena proses pendinginan (kondensasi). Sebagian air hujan yang jatuh di permukaan bumiakan menjadi aliran permukaan. Aliran permukaan sebagian meresap ke dalam tanah menjadi aliran bawah permukaan melalui proses infiltrasi dan perkolasi, selebihnya akan berkumpul di dalam jaringan alur (sungai alam atau buatan) menjadi aliran sungai atau saluran terbuka dan mengalir kembali ke laut. Sebagian air hujan yang tertahan oleh tumbuh-tumbuhan dansebagian lagi yang jatuh langsung ke dalam laut dan danau akan menguap kembali ke atmosfir.
Sebagian dari air bawah permukaan kembali ke atmosfir melalui proses penguapan dantranspirasi oleh tanaman dan sebagian lagi menjadi aliran air tanah melalui proses perkolasi, dan mengalir ke lautan
.
1.4. Sifat-Sifat Air
Air berubah ke dalam tiga bentuk/sifat menurut waktu dan tempat, yakni air sebagai
bahan padat, air sebagai cairan dan air sebagai uap seperti gas. Umumnya benda menjadi keciljika suhu menjadi rendah. Tetapi air mempunyai volume yang minimum pada suhu 4°C. Lebih rendah dari 4°C, volume air itu menjadi agak besar. Pada pembekuan, volume es menjadi 1/11 kali lebih besar dari volume air semula. Mengingat es mengambang di permukaan air (karena es lebih ringan dari air), maka keseimbangan antara air dan es dapat dipertahankan oleh pembekuan dan pencairan. Jika es lebih berat dari air, maka es itu akan tenggelam ke dasar laut atau danau dan makin lama makin menumpuk yang akhirnya akan menutupi seluruh dunia.





1.5. Siklus dan Neraca Air
Proses sirkulasi air pada Gambar 1.2 merupakan hubungan antara aliran ke dalam
(inflow) dan aliran ke luar (outflow) pada suatu daerah dalam periode waktu tertentu. Hal ini
dapat dikatakan atau disebut dengan “neraca air”.
Hubungan Keseimbangan ini adalah sebagai berikut :
P = D + E + G + M ............................................................................... (1.1)
Dimana :
P = Presipitasi
D = Debit
E = Evaporasi
G = Penambahan (supply) air ke tanah
M = Penambahan kadar kelembababan tanah

Pengenalan Istilah-Istilah Hidrologi
a.    Presipitasi
Hujan (presipitasi) merupakan masukan utama dari daur hidrologi dalam DAS. Dampak kegiatan pembangunan terhadap proses hidrologi sangat dipengaruhi intensitas, lama berlangsungnya, dan lokasi hujan. Karena itu perencana dan pengelola DAS harus memperhitungkan pola presipitasi dan sebaran geografinya.
b.    Intersepsi
Hujan yang jatuh di atas tegakan pohon sebagian akan melekat pada tajuk daun maupun batang, bagian ini disebut tampungan/simpanan intersepsi yang akhirnya segera menguap. Besar kecilnya intersepsi dipengaruhi oleh sifat hujan (terutama intensitas hujan dan lama hujan), kecepatan angin, jenis pohon (kerapatan tajuk dan bentuk tajuk). Simpanan intersepsi pada hutan pinus di Italia utara sekitar 30% dari hujan (Allewijn, 1990). Intersepsi tidak hanya terjadi pada tajuk daun bagian atas saja, intersepsi juga terjadi pada seresah di bawah pohon. Intersepsi akan mengurangi hujan yang menjadi run off.
c.    Throughfall, Crown drip, Steamflow
Hujan yang jatuh di atas hutan ada sebagian yang dapat jatuh langsung di lantai hutan melalui sela-sela tajuk, bagian hujan ini disebut throughfall. Simpanan intersepsi ada batasnya, kelebihannya akan segera tetes sebagai crown drip. Steamflow adalah aliran air hujan yang lewat batang, besar kecilnya stemflow dipengaruhi oleh struktur batang dan kekasaran kulit batang pohon.



d.    Infiltrasi dan Perkolasi
Proses berlangsungnya air masuk ke permukaan tanah kita kenal dengan infiltrasi, sedang perkolasi adalah proses bergeraknya air melalui profil tanah karena tenaga gravitasi. Laju infiltrasi dipengaruhi tekstur dan struktur, kelengasan tanah, kadar materi tersuspensi dalam air juga waktu.
e.    Kelengasan Tanah
Kelengasan tanah menyatakan jumlah air yang tersimpan di antara pori-pori tanah. Kelengasan tanah sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh penguapan melalui permukaan tanah, transpirasi, dan perkolasi. Pada saat kelengasan tanah dalam keadaan kondisi tinggi, infiltrasi air hujan lebih kecil daripada saat kelengasan tanah rendah. Kemampuan tanah menyimpan air tergantung dari porositas tanah.
f.     Simpanan Permukaan (Surface Storage)
Simpanan permukaan ini terjadi pada depresi-depresi pada permukaan tanah, pada perakaran pepohonan atau di belakang pohon-pohon yang tumbang. Simpanan permukaan menghambat atau menunda bagian hujan ini mencapai limpasan permukaan dan memberi kesempatan bagi air untuk melakukan infiltrasi dan evaporasi.
g.    Runoff Runoff
Adalah bagian curahan hujan (curah hujan dikurangi evapotranspirasi dan kehilangan air lainnya) yang mengalir dalam air sungai karena gaya gravitasi; airnya berasal dari permukaan maupun dari subpermukaan (sub surface). Runoff dapat dinyatakan sebagai tebal runoff, debit aliran (river discharge) dan volume runoff.

















Daftar Pustaka
Soemarto,C.D.,1999, Hidrologi Teknik , Erlangga, Jakarta
Sosrodarsono, 2003, Hidrologi untuk Pengairan, Departemen pekerjaan Umum dan Tenaga
Listrik.

Daftar Istilah
Hidrologi
Siklus hidrologi
Presipitasi
Atmosfir
Kondensasi
Inflow
Outflow
Neraca Air
Debit
Evaporasi
Evapotranspirasi














BAB II
AIR TANAH
A. Pendahuluan
Dalam bab ini akan dipelajari pengetahuan dasar tentang air tanah, keadaan air tanah,
pergerakan air tanah, jenis air tanah, kerugian akibat pemanfaatan air tanah, konservasi air tanah dan besarnya air yang keluar..
Tujuan yang hendak dicapai (TIK) pada bab ini adalah mahasiswa akan dapat :
a. Menjelaskan pengertian air tanah dengan benar.
b. Menjelaskan kerugian akibat pemanfaatan air tanah dengan benar.
c. Menjelaskan konservasi air tanah dengan baik
d. Menganalisis kapasitas aliran air tanah berdasarkan contoh soal dengan benar.
B. Penyajian
2.1. Pengertian Air Tanah
Air tanah adalah air yang terkandung dalam pori-pori atau retak-retak tanah/batuan di bawah permukaan tanah. Aliran air tanah pada lapisan pembawa air tersebut mengalir dari tempat yang mempunyai kedudukan lebih tinggi ke arah yang lebih rendah. Muka air tanah bebas umumnya mengikuti kenampakan dari permukaan tanah (topografi).
Beberapa istilah tentang Air Tanah :
Ø  Aquifer adalah suatu lapisan tanah/formasi batuan pembawa air tanah. Lapisan tanah/batuan tersebut tersusun sedemikian rupa sehingga dapat menyimpan air dalam jumlah yang signifikan. Misalkan : lapisan pasir, kerikil, batu pasir, batu gamping yang mempunyai rekah-rekah.
Ø  Lapisan kedap air adalah formasi batuan yang bisa menyimpan air tanah tetapi tidak dapat mengalirkan air tanah dalam jumlah yang berarti. Misalkan : lempung, lumpur, fur halus.
Ø  Aquifuge adalah formasi batuan kebal air yang tidak mengandung dan mengalirkan air tanah. Misalkan : batu granit dan batu beku.
Ø  Hidrogeologi adalah ilmu yang mempelajari tentang air tanah dan menekankan pada geologi.
Ø  Geohidrologi adalah ilmu yang mempelajari air tanah yang menekankan pada hidrologi.

2.1.1. Jenis Aquifer
Ada 2 jenis Aquifer :
a.    Aquifer bebas (unconfined aquifer) : terdapat pada bagian atas lapisan kedap dan disebut juga air tanah dangkal.
b.    Aquifer tertekan (confined aquifer) : lapisan yang biasanya terletak antara dua lapisan kedap air dan mempunyai tekanan.

2.1.2. Hubungan Air di Sungai dan Air Tanah
a.    Muka air tanah dangkal lebih tinggi daripada air sungai
b.    Muka air tanah dangkal lebih rendah daripada air sungai
c.    Muka air tanah jauh dibawah dasar sungai.

2.1.3. Zona-Zona Dalam Air Tanah
Pada prinsip air di bawah permukaan tanah terdapat 2 zona yakni :
a.    Zona Aerasi (Zone of Aeration)
Zone ini tidak jenuh air, dimana rekah-rekah tanah tidak seluruhnya terisi air tapi terisi udara. Dalam zone ini terdapat sirkulasi antara air dan udara. Zone ini terbagi dalam 3 zone yakni :
Ø  Soil water zone : zone ini tidak jenuh kecuali mendapat air hujan/ irigasi dan merupakan zone perakaran.
Ø  Intermediate Zone : terletak di bawah soil water zone dan di atas zone kapiler.
Ø  Capilary Zone : terletak di atas water table. Kenaikan air terjadi secara kapiler (gaya kohesi).
b.    Zone Jenuh Air (Zone of Saturation)
Terletak di bawah zone of aeration yang dilalui oleh water table dan lapisan ini menunjukkan adanya tekanan udara. Air dalam zone inilah yang dinamakan air tanah.

2.1.4. Mata Air
Mata air adalah aliran air tanah yang terkonsentrasi dan keluar / muncul di permukaan tanah. Bentuk lain keluarnya air tanah ke permukaan sebagai aliran tetapi tidak terkonsentrasi disebut rembesan. Air tanah juga muncul disebabkan adanya permukaan tanah yang terpotong secara tiba-tiba yang mungkin disebabkan gempa tektonik.
a.    Mata Air dibedakan Menurut Konstansinya :
Ø  Parrenial Spring : apabila debit mengalir sepanjang tahun.
Ø   Intermitten Spring : apabila aliran debit tidak sepanjang tahun. Pada musim hujan air muncul karena adanya imbuhan (recharge) sehingga water table naik.
Ø   Periodic Spring : mata air jenis ini sangat terpengaruh hujan. Apabila hujan turun sesaat kemudian air mengalir dan selanjutnya debit mata air mengecil bahkan tidak mengalir lagi. Di dalam pengembangan pengelolaan mata air maka perlu diteliti apakah jenis  kontansi debit airnya termasuk diantaranya.
b.    Klasifikasi Mata Air menurut Terbentuknya/Kejadiannya
Ø  Mata air yang mengalir dari formasi permeable tipis
Ø  Mata air yang terbentuk oleh karena muka air tanah (water table) berpotongan dengan permukaan tanah (depression spring). Mata air ini mengalir pada lapisan permeable tebal.
Ø  Mata air yang terbentuk karena patahan/retakan formasi pada bidang pelapisan dari permeable dan impermeable. Muncul keluar sebagai mata air artesis.
Ø  Mata air yang terbentuk dan mengalir dari saluran/pipa yang terbentuk dan mengalir dari saluran yang terbentuk dari rekahan pada batuan impermeable.
Ø  Mata air yang muncul dan mengalir melalui saluran / pipa alam yang terbentuk oleh lava.
c.    Pengukuran Potensi Mata Air
Pemanfaatan air tanah yang muncul sebagai mata air ini dapat dimanfaatkan untuk air minum, pertanian, perikanan maupun industri. Perlu diperhatikan dalam hal kualitas karena mineral air tanah lebih pekat daripada air permukaan.
Ø  Volumetri yaitu pengukuran debit berdasarkan jumlah volume per satuan waktu. Biasanya debit yang diukur kecil, aliran mengucur dari tebing dan ditampung di ember dan diukur waktunya.
Ø  Pelampung : pengukuran ini pada aliran dan yang diukur adalah kecepatan permukaan. Sehingga kalau mencari debit aliran dicari dahulu kecepatan ratarata.
Ø  Currentmeter : alat ini untuk mengukur arus/kecepatan pada kedalaman yang bisa diatur.

2.2. Kerugian Akibat Pemanfaatan Air Tanah
Air tanah merupakan satu bagian dalam proses sirkulasi alamaiah. Jika pemanfaatan air tanah yang berlebihan akan mengurangi volume air tanah yang ada. Berkurangnya volume air tanah akan kelihatan dalam bentuk penurunan permukaan air tanah atau penurunan tekanan air secara terus menerus. Penurunan permukaan air tanah atau tekanan air tanah secara terus menerus dapat mengakibatkan penurunan tanah dan penerobosan air asin ke dalam air tanah (intrusi air laut). Akan tetapi penurunan tanah atau penerobosan air asin tidak seluruhnya diakibatkan oleh pemompaan yang berlebihan. Kejadian ini mempunyai hubungan dengan kondisi geologi di daerah air tanah dan jenis air tanah itu.
Penurunan tanah terjadi karena penurunan tekanan air tanah dalam aquifer mengakibatkan air yang berada dalam lapisan lempung di bawah dan di atas itu diperas. Sebab-sebab uatama yang mengakibatkan penurunan tanah adalah :
a.    Adanya lapisan atas dan bawah dari aquifer yang menderita penurunan oleh konsolidasi karena air yang diperas keluar (contoh lapisan lempung lemah).
b.    Besarnya penurunan permukaan air tanah harus cukup besar dan cukup lama sehingga dapat mengakibatkan penurunan konsolidasi lapisan-lapisan atas dan bawah aquifer.
Sebab-sebab utama terjadinya penerobosan air asin :
Ø  Aquifer itu berhubungan dengan air laut,
Ø  Besarnya penurunan permukaan air harus cukup besar sehingga dapat mengakibatkan penerobosan air asin.

2.3. Konservasi Air Tanah
a.    Teknik untuk penentuan besarnya pemanfaatan yang sesuai Untuk kepentingan pengawetan air tanah, maka perlu diketahui besarnya pemanfaatan yang sesuai dengan pemompaan air tanah. Untuk itu disarankan :
Ø  Dibuat perhitungan neraca air untuk air tanah itu dan ditentukan besarnya pemanfaatan air tanah yang sesuai dengan besarnya sirkulasi air tanah berdasarkan hasil perhitungan neraca air. Juga diperkirakan pengaruh yang terjadi jika diadakan pemompaan lebih.
Ø  Di daerah pemanfaatan air tanah yang utama, dipasang sistem pengamatan permukaan air tanah.
b.    Pengisian kembali secara buatan. Untuk mempertinggi besarnya pemanfaatan air tanah, maka kapasitas pengisian kembali air tanah itu harus diperbesar secara buatan. Ada beberapa cara pengisian kembali air tanah secara buatan yakni cara penyebaran dan cara pengisian melalui sumur dan kombinasi cara-cara tersebut.

2.4. Besarnya Air yang Keluar
Air tanah dapat diambil melalui sumur atau serambi infiltrasi. Permukaan di daerah
sekeliling dapat diturunkan dengan menurunkan permukaan air pada tempat-tempat
pengambilan ini.




Daftar Pustaka
Didik Kresnohadi, 2004, Sumber Daya Air, Kupang
Soemarto,C.D, 1999, Hidrologi Teknik, Erlangga, Jakarta

Daftar Istilah
Aquifer
Aquifuge
Hidrogeologi
Geohidrologi
Pervious
Impervious
Currentmeter
Intrusi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar